BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 29 Maret 2011

CERPEN

Blind Date
( Kencan Buta )


Aku adalah gadis sederhana,manja,lucu.dan lumayan pintar,serta yang selalu dicari – cari oleh teman – temanku disetiap harinya. Aku yang dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1992 mempunyai sifat dan kelakuan yang baik, sehingga aku dapat diterima diantara teman – teman sepergaulanku. Ini kata sebagian teman – temanku.
            Anggi, teman sebangkuku yang selalu ada membantu dan menemaniku kemana pun aku pergi. Suatu ketika, saat aku sedang bermain dirumah anggi. Anggi bertanya kepadaku, “ Sya, kamu mau nggak aku kenalin sama Nandy temanku,“ Begitu kata anggi saat itu.
            “Oh,boleh,” sahutku pasrah.
            “Oke, kalau begitu, gimana kalau kita ketemuan Minggu pagi di rumahku sambil belajar bareng?” tanya Anggi,sambil menaikkan alisnya sebelah dan tersenyum.
            “Sipp!” sahutku, sambil mengacungkan jempolku tanda setuju.
            Yeah, another blind date…….!!!!  Aku membatin dalam hati. Kalau blind date kali ini nanti jadi,berarti sudah keenam kalinya aku menjalani Blind date alias kencan buta, kencan dengan seseorang yang belum pernah dikenalnya, dan baru bertemu untuk pertama kalinya dalam acara ng-blind date itu.
            Hampir semua teman – temanku pernah menjadi mak comblang blind date-ku, mulai dari Indri, Dani, Marta, dan Anandya. Mereka memperkenalkanku dengan cowok yang beragam, ada yang keturunan Sunda, Jawa, Padang, Palembang, Tionghoa, bahkan India!!
            Blind date-ku yang kelima agak berbeda, kali ini aku nge-blide date tanpa bantuan mak comblang dengan Putra, cowok blesteran Indo-Jerman bermata biru, yang dikenalnya gara-gara chatting, Putra yang anak klub motor di Kemang itu, akhirnya ngajak aku ng-date.
            Yang bikin aku sedih dan heran, nggak ada satupun cowok blind date-ku yang ngajakin aku “jadian“. Aku mengira – ngira sendiri apa kira-kira yang jadi penyebabnya. Aku yakin alasannya bukan karena aku terlalu picky (pilih-pilih), tapi kayanya nggak juga deh. Cowok-cowok itu aja yang nggak begitu tertarik denganku.
            Buktinya, Mereka jarang menelponku setelah acara nge-blind date itu. Kalaupun ada, paling Cuma tahan dua minggu, dan setelah itu………googbye!! Karena itu aku nggak begitu antusias lagi dengan urusan blind date. Soalnya aku sudah agak sering melakukannya, dan aku sudah tau “ending-nya”. huh…….    
            Makanya ketika Anggi mengajakku nge-blind date dengan temannya yang bernama Nandy itu, aku pasrah saja. Soalnya aku nggak enak juga nolak tawaran  Anggi, sahabatku, yang sudah berkali-kali mengajakku untuk berkenalan dengan Nandy, tapi selama selalu ini aku tolak.
            Aku menghela napas. Ya, aku memang tidak punya alasan untuk menolak tawaran Anggi lagi. Lagipula aku belum punya pacar. Dan siapa tahu blind date kali ini berbeda dibanding sebelumnya. Siapa tahu juga Nandi memenuhi kriteria cowok idamanku, yang sehat, baik, manis, sopan, dan pintar.
            Lagipula sebentar lagi aku Ulang tahun.Hmm….. Alangkah senangnya kalau Ulang tahunku kali ini aku sudah punya cowok.Mmm….pasti seru……ada candle light dinner. Boneka. Dan hadiah istimewa darinya……Plak!! Aku menepuk pipiku sendiri, untuk membuyarkan lamunanku.
            Minggu pagi pun telah tiba, aku dan Anggi menunggu Nandy dirumahnya, tempat biasa kami berkumpul.Akhirnya beberapa jam kemudian usai kami belajar, Nandy tiba juga.
            “Hai, Anggi” Sapanya kepada temannya itu
            “Hai, kamu sudah datang ! Kenalin ini temanku Raisya,” sahut Anggi, sambil memperkenalkanku kepada Nandy.
            Kami bertiga berbincang-bincang denagn pembicaraan-pembicaraan yang menurut kami seru dan begitu menyenangkan untuk dibahas. Dan tanpa disadari hari sudah semakin sore,aku dan Nandy pun segera meninggalkan rumah anggi dan menuju rumah masing-masing. Kebetulan rumahku dengan rumah Nandi searah.
            Aku tidak habis mengerti. Barusan malam ini, setelah acara ng-blind date-ku usai, Nandy bahkan tidak meminta nomor telepon handphone-ku. Itu artinya, Nandy sama sekali tidak tertarik dengan diriku. Blind date keenam kalinya menurutku jauh lebih buruk dibanding blind date-blind date sebelumya.
            Aku merebahkan diriku ke tempat tidur. Pandanganku menerawang ke langit-langit kamarku yang berlukisan dua cupid (mak comblang),yang terbang diantara bintang-bintang.
            “Cupid, apa yang salah denganku?kenapa aku belum juga punya pacar?padahal teman-temanku yang lain sudah mempunyainya!” aku membatin dalam hati dengan perasaan sedih.
            Tanpa sadar, air mataku mengalir dari pelipisku. Aku segera bangkit menuju meja rias mangambil tisu dan segera menghapus air mataku.”Lihat, aku menarik! Tapi kenapa aku belum juga punya pacar?” kali ini pertanyaanku tidak lagi kepada cupid, tapi kepada bayanganku sendiri di cermin.
            Krrrriiiiinnnggggg!!!!!!!
            Aku terkejut kaget.”Ah, siapa yang menelponku malam-malam begini.huh…nomor tidak dikenal!”Sahutku dalm hati. Begitu nomor yang tampak pada layer handphone-ku. Tapi perasaan penasaran memaksaku menerima telepon itu.
            “Halo?” sapaku, hati-hati.
            “Hai, Raisya. Ini Nandy.” Kata suara diseberang sana.
            “Oh…” aku merasa mulutku seperti membisu.
            “Maaf, kalau aku menelponmu malam-malam begini,” Kata Nandy. “Tapi aku pengen banget ngelanjutin obrolan seru kita tadi. Begitu sampai rumah, aku baru sadar kalau aku belum mencatat nomor handphone-mu. Akhirnya aku tanya Anggi, Now I feel stupid.”
            “Hei,nggak apa-apa kok,” sahutku buru-buru.
            Raisya nggak nyangka kalau Nandy ternyata tertarik dengan ceritanya soal keinginannya untuk wild adventure ke Mesir, untuk melihat piramida, spinx, dan sungai Nil. Ternyata Nandy juga mempunyai keinginan yang sama. Tanpa terasa sudah tiga jam lebih Raisya ngobrol dengan Nandy.
            “Wah, sudah tengah malam, you must sleep now,” kata Nandy.  
            “Oh, yeah, you too,” sahut Raisya.
            “Tapi tunggu! Saya punya satu permintaan buat kamu. Raisya, would you be my girl?” Tanya Nandy.
            Deg!! Raisya benar-benar terkejut dan hampir nggak pecaya dengan ucapan Nandy barusan. Senyumnya langsung mengembang. Dipandanginya dua cupid di langit-langit kamarnya.
            “Yes, Nandy I would.”

-Selesai -


Nama          : Tidar Kusumaningrum
NPM           : 16110893
Kelas           : 1 KA 31
Mata kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen          : Helnawaty

Tidak ada komentar:

Posting Komentar